Pages

Selasa, 17 Mei 2011

Pengertian Laba Per Lembar Saham ( Earning Per Share/EPS ) | sinyo yulovli

Pengertian Laba Per Lembar Saham ( Earning Per Share/EPS ) | sinyo yulovli

Pengertian Laba Per Lembar Saham ( Earning Per Share/EPS )

Pengertian Laba Per Lembar Saham ( Earning Per Share/EPS )

Earning Per Share (EPS) merupakan komponen penting pertama yang harus diperhatikan dalam analisis perusahaan. Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan untuk semua pemegang saham perusahaan. EPS merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan(return) yang diperoleh investor atau pemegang saham per lembar saham (Tjiptono dan Hendry, 2001 : 139).

Pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon pemegang saham sangat tertarik pada Earning Per Share (EPS), karena hal ini menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa dan menggambarkan prospekearning perusahaan. di masa depan.

Para calon pemegang saham tertarik dengan earning per share yang besar, karena hal ini merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu perusahaan (Lukman Syamsudin, 1992 : 66). Secara singkat dapat peneliti simpulkan bahwa semakin tinggi nilai EPS tentu saja akan menyenangkan pemegang saham, karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham.
Besarnya Earning Per Share (EPS) suatu perusahaan. bisa diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan langsung atau dapat dihitung berdasarkan laporan neraca dan laporan rugi laba perusahaan.
Earning per share atau laba per lembar saham adalah suatu analisis yang penting di dalam laporan keuangan perusahaan. Earning per share memberikan informasi kepada para pihak luar (ekstern) seberapa jauh kemampuan perusahaam menghasilkan laba untuk tiap lembar yang beredar.

Sebagai indikator keberhasilan di masa yang lalu dan harapan di masa yang akan datang, earning per share memberikan gambaran yang penting dari keberhasilan itu. Namun demikian earning per share bukan satu-satunya alat penilai keberhasilan perusahaan. Alat ini masih harur dikombinasikan dengan alat yang lain dan diinterpretasikan lebih jauh.

Pada umumnya dalam menanamkan modalnya investor mengharapkan manfaat yang akan dihasilkan dalam bentuk laba per lembar saham (EPS). Sedangkan jumlah laba per lembar saham (EPS) yang didistribusikan kepada para investor tergantung pada kebijakan perusahaan dalam hal pembayaran deviden. Laba per lembar saham (EPS) dapat menunjukan tingkat kesejahteraan perusahaan, jadi apabila laba per lembar saham (EPS) yang dibagikan kepada para investor tinggi maka menandakan bahwa perusahaan tersebut mampu memberikan tingkat kesejahteraan yang baik kepada pemegang saham, sedangkan laba per lembar saham (EPS) yang dibagikan rendah maka menandakan bahwa perusahaan tersebut gagal memberikan kemanfaatan sebagaimana diharapkan oleh pemegang saham. Laba per lembar saham (EPS) dapat diartikan sebagai berikut :

Menurut Larson dkk ( 2000:579 ) laba per lembar saham ( ESP ) adalah :“Earning Per Share, also called net income per share, is the amount of income earned per each share of company’s outstanding common stock.”
(
Laba Per Saham, juga disebut laba bersih per saham, adalah jumlah pendapatan yang diterima per setiap saham biasa yang beredar perusahaan).

Menurut Besley dan Brigham ( 2000:83 ) laba per lembar saham (EPS), adalah : “Earning Per Share is called ‘the bottom line’, denoting that of all the items of on the income statement.” (
Laba Per Saham disebut garis bawah yang menunjukkan bahwa dari semua item pada laporan laba rugi).

Dengan demikian, laba per lembar saham (EPS) menunjukan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dan mendistribusikan laba yang diraih perusahaan kepada pemegang saham. Laba per lembar saham (EPS) dapat dijadikan sebagai indikator tingkat nilai perusahaan. Laba per lembar saham (EPS) juga merupakan salah satu cara untuk mengukur keberhasilan dalam mencapai keuntungan bagi para pemiliki saham dalam perusahaan.

Penilaian Laba Perlembar Saham ( EPS )
Angka laba per lembar saham (EPS) diperoleh dari laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan. Karena itu langkah pertama yang dilakukan adalah memahami laporan keuangan yang disajikan perusahaan. Ada dua laporan keuangan yang utama yaitu neraca dan laporan rugi laba.

Neraca menunjukan posisi kekayaan, kewajiban financial dan modal sendiri pada waktu tertentu. Laporan rugi laba menunjukan berapa penjualan yang diperoleh, berapa biaya yang ditanggung dan berapa laba yang diperoleh perusahaan pada periode waktu tertentu (biasanya selama 1 tahun).

Alasan mengapa laba per lembar saham (EPS) disajikan di laporan laba rugi menurut Niswonger dkk ( 2000:14 ) adalah :
“Jumlah absolute laba bersih sulit untuk dipakai mengevaluasi profitabilitas perusahaan jika jumlah modal pemegang saham banyak berubah. Dalam kasus seperti itu profitabilitas perusahaan dapat dinyatakan dengan laba per lembar sahm (EPS).”Sedangkan perhitungan laba per lembar saham (EPS) menurut Niswonger dkk ( 2001:15 ) adalah :
“Jika sebuah perusahaan hanya memiliki saham biasa yang beredar, maka laba per lembar saham biasa ditentukan dengan membagi laba bersih dengan jumlah saham biasa yang beredar. Jika ada saham preferen sebelum di bagi dengan jumlah saham biasa yang beredar.”

Hubungan Laba perlembar Saham Terhadap Perubahan Harga Saham
Penelitian di Indonesia mengenai factor-faktor yang berhubungan dengan harga saham sudah banyak dilakukan. Penelitian tentang pentingnya laporan keuangan menghasilkan bahwa 52,86% responden mengandalkan laporan keuanagn. Hasil yang lain menyatakan bahwa informasi terpenting bagi investor dan analisis sekuritas adalah laba perlembar saham (Triyono dan Jogiyanto,2004:24).

Triyono (1998) menguji informasi arus kas dari aktivitas pendanaan, investasi, operasi, dan laba akuntansi dengan harga dan return saham. Sampel pada penelitian yang di lakukan adalah 34 perusahaaan manufaktur yang Go Public di BEJ, hasil penelitian menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara arus kas, maupun ketiga komponen adalah return saham.

Dalam prakteknya, para investor di pasar modal mempunyai beberapa motif atau tujuan dalam membeli saham bank yang telah melakukan emisi sahamnya. Motif-motif tersebut adalah sebagai berikut:
1. Memperoleh deviden berdasarkan keputusan RUPS.
2. Mengejar Capital Gain jika bermain di bursa efek.
3. Menguasai perusahaan melalui pencapaian mayoritas saham.

LABA PERSAHAM : Perhitungan dan Analisis
Laba per saham (earnings per share-EPS) sangat banyak digunakan dalam mengevaluasi kinerja operasi dan profitabilitas suatu perusahaan. Dilusi (dilution) merupakan pengurangan laba per saham atau peningkatan kerugian per saham yang berasal dari efek dilutive yang dikonversi menjadi laba per saham, eksekusi opsi dan waran, atau pengeluaran saham tambahan sesuai dengan kontrak tertentu.
Struktur Modal Sederhana
Struktur Modal Sederhana hanya terdiri atas saham biasa dan efek yang tidak dapat dikonversi dan tidak memiliki efek dilusi yang potensial. Untuk perusahaan dengan struktur modal sederhana, diwajibkanpenyajian satu laba per saham yang dihitung sebagai berikut :
EPS     =          Laba operasi - Dividen saham prioritas              
Rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar
Struktur Modal yang Kompleks
Perusahaan dianggap memiliki struktur modal yang kompleks jika perusahaan memiliki efek berpotensi dilusi seperti efek yang dapat dikonversi, opsi dan waran, dan perjanjian pengeluaran saham sejenisnya. Lebih dari 25% perusahaan yang sahamnya diperdagangkan untuk umum memiliki efek berpotensi dilusi. Untuk perusahaan dengan struktur modal yang kompleks, diwajibkan penyajian dua laba per saham yaitu EPS basic dna EPS diluted. Rumus perhitungan EPS basic sama dengan rumus pada EPS basic struktur modal sederhana. Sedangkan untuk EPS diluted : Pembilang untuk EPS diluted menyesuaikan laba bersih terhadap dampak berikutefek yang dapat dikonversi atau opsi dieksekusi :
(1)Jika saham preferen yang dikonversi menjadi saham biasanya, maka dividen saham preferen harus dikeluarkan karena diasumsikansaham preferen tidak lagi beredar.
(2)Jika obligasi yang dikonversi, beban sahambiasa, maka dividen saham bersih. Ini dilakukan dengan menambahkan kembali jumlah bunga yang terjadi setelah dikurangi pajak.
Perhitungan Dasar
Earning per share pada dasarnya dihitung melalui perhitungan berikut ini:
EPS     =          Laba operasi - Dividen saham prioritas              
Rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar
Contoh:
Pada tanggal 1 januari 19X1, PT "HISAM" mempunyai saham beredar 10.000 lembar saham biasa dan 2.000 lembar saham prioritas kumulatif, tidak partisipatid 10% nominal Rp 100,00. Setiap tahun dibayarkan dividen sahan prioritas. Pada tanggal 1 juli 19X1, dijual saham baru 1.500 lembar saham biasa dan pada 1 oktober 19X1 dibeli sebagai saham treasury 1.000 lembar saham biasa. Laba tahun 19X1 adalah Rp 125.000,00.

Earning per share     =          Rp 125.000,00 - Rp 20.000,00*)
10.500 lembar **)
EPS     =          Rp 10,00

*)         Rp 100,00 x 2.000 lembar x 10%  = Rp 20.000,00.
**)       1 januari - 30 juni = 10.000 X 6/12 = 5.000

1 juli - 30 september = 11.500 x 3/12 = 2.875
1 oktober - 31 desember = 10.500 x 3/12 = 2.625
Rata-rata saham beredar = 10.500 lembar




DAFTAR PUSTAKA