Pages

Selasa, 12 April 2011

METODE AKUMULASI HARGA POKOK



NAMA             :           WAHYU AGUS PRASETYO
NIM                 :           32.09.0892

METODE AKUMULASI HARGA POKOK

Penentuan harga pokok bertujuan untuk menentukan harga pokok produksi per unit secara tepat.
Akumulasi harga pokok untuk menentukan biaya produksi per unit dapat dikelompokkan menjadi 2 metode yaitu:
  1. Harga pokok pesanan (Job Order Costing)
  2. Harga pokok proses (process costing)
  3. Metode harga pokok pesanan cocok untuk perusahaan yang mengiolah produksinya berdasarkan pesanan pihak tertentu seperti perusahaan mebeul, perusahaan karoseri, percetakan dan yang sejenisnya.
Harga pokok pesanan mempunyai karakteristik :
1.    Biaya satu pesanan bisa berbeda dengan pesanan yang lain.
2.    Biaya perunit satu pesanan bebeda dengan pesanan yang lain.
3.    Biaya produksi bisa ditentukan begitu pesanan selesai.
4.    Biaya produksi per unit dihiutng dengan membagi jumlah biaya produksi satu pesanan dengan unit yang dipesan.
5.    Tiap pesanan mempunyai karakteristik yang berbeda.
Perhitungan harga pokok produksi per unit dilakukan sebagai berikut:
                Membahas harga pokok produksi berarti membahas biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung & biaya overhead pabrik. Untuk mengakuntansikan ketiga jenis biaya tersebut dengan metode harga pokok pesanan, perenan formulir atau kartu sebagai media pencatatan dan bukti transaksi adalah sangat penting.
3 formulir yang umum digunakan dalam metode harga pokok pesanan adalah :
  1. Formulir harga pokok
  2. Formulir permintaan bahan
  3. Formulir waktu kerja

Akuntansi penentuan harga pokok produksi pesanan
Pembahasan akuntansi penetuan harga pokok peroduksi pesanan meliputi 3 pokok pembahsan, yaitu:
  1. Akuntansi biaya bahan baku
  2. Akuntansi biaya tenaga kerja langsuang (upah langsung)
  3. Akuntansi biaya overhead pabrik.

Metode akumulasi harga pokok proses
                Metode harga pokok pesanan yaitu seluruh biaya produksi dikumpulkan, dan penentuan harga pokok produksi dihitung dengan membagi seluruh biaya pada tempat – tempat biaya disebut departemen produksi dan jumlah pembagi biaya pada tempat biaya adalah unit ekuivalen.
                Metode harga pokok proses cocok untuk mengolah produksinya secara kontinyu, seperti perusahan tenun, kertas, semen dan yang karakter:
  1. Perusahan yang memproduksi secara masal
  2. Perusahaan yang memproduksi secara terus menerus
  3. Produk satu dan yang lainnya memiliki kualitas dan bentuk yang relatif sama.
Perusahaan – perusahaan yang mengolah produk melalui beberapa departemen produksi akan mempunyai proses produksi sebagai berikut:
  1. Bahan dimasukkan pada departemen pertama, diolah dan diselesaikan sampai tahap tertentu.
  2. Departemen kedua akan menerima produk jadi departemen pertama dan melanjutkan proses produksinya sampai tahap tertentu, dalam hal ini mungkin ditambah bahan baru atau tidak.
  3. Departemen ketiga akan menerima produk jadi dari departemen kedua dan  memproses lebih lanjut.

Laporan Harga Pokok Produksi
isi laporan HPP harus memuat hal – hal berikut:
  1. Skedul kuantiti
  2. Penyajian harga pokok total dan per unit (skedul biaya)
  3. Perhitungan HPP per Unit
  4. Alikasi biaya produksi satu periode

MANFAAT INFORMASI HARGA POKOK PRODUKSI PER PESANAN
Dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, informasi harga pokok produksi per pesanan yang bermanfaat bagi manajemen untuk :
  1. Menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan.
  2. Memperhitungkan penerimaan atau penolakan pesanan.
  3. Memantau realisasi biaya produksi
  4. Menghitung laba atau rugi tiap pesanan
  5. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca.
Menentukan Harga Jual yang akan Dibebankan Kepada Pemesan
Formula untuk menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan adalah sebagai berikut :
Taksiran biaya produksi untuk pesanan Rp xxx
Taksiran biaya non produksi yang dibebankan kepada pesanan xxx +
Taksiran total biaya pemesanan Rp xxx
Laba yang diinginkan xxx +
Taksiran harga jual yang dibebankan kepada pemesan Rp xxx
Untuk menaksir biaya produksi yang akan dikeluarkan dalam produksi pesanan tertentu perlu dihitung unsur – unsur biaya berikut ini :
Taksiran biaya bahan baku Rp xxx
Taksiran biaya tenaga kerja langsung xxx
Taksiran biaya overhead pabrik xxx
Taksiran Biaya produksi Rp xxx

Mempertimbangkan Penerimaan atau Penolakan Pesanan
Total harga pokok pesanan dihitung dengan unsur biaya berikut ini :
Biaya produksi pesanan :
Taksiran biaya bahan baku Rp xxx
Taksiran biaya tenaga kerja xxx
Taksiran biaya overhead pabrik xxx +
Taksiran total biaya produksi Rp xxx
Biaya non produksi
Taksiran biaya administrasi dan umum Rp xxx
Taksiran biaya pemasaran xxx
Taksiran biaya non produksi xxx +
Taksiran total harga pokok pesanan Rp xxx

Memantau realisasi biaya produksi
Perhitungan biaya produksi sesungguhnya yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu dilakukan dengan formula berikut :
Biaya bahan baku sesungguhnya Rp xxx
Biaya tenaga kerja sesungguhnya xxx
Taksiran biaya overhead sesungguhnya xxx +
Total biaya produksi sesungguhnya Rp xxx
Menghitung Laba atau Rugi Bruto Tiap Pesanan
Laba atau rugi bruto tiap pesanan dihitung sebagai berikut :
Harga yang dibebankan kepada pemesan Rp xxx
Harga produksi pesanan tertentu :
Biaya bahan baku sesungguhnya Rp xxx
Biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya xxx
Taksiran biaya overhead pabrik xxx +
Total biaya produksi pesanan xxx
Laba bruto Rp xxx

REFRENSI:

pemasaran lingkungan makro


Lingkungan Demografi

Pertumbuhan penduduk. Angka pertumbuhan penduduk akan mempengaruhi tingkat peluang pemasaran bagi suatu produk ataupun jasa. Pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi akan semakin membuka peluang lebih luas, karena bagaimanapun akan terkait dengan seberapa besar suatu produk atau jasa akan bisa diserap oleh pasar.

Perbandingan prosentase umur. Kategorisasi umur dalam pemasaran biasanya dimulai dari balita, anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua. Prosentase pada setiap umur akan menentukan juga peluang bisnis b di dalamnya. Untuk produk atau jasa yang ditujukan pada pasar anak-anak misalnya, dari jumlah populasi penduduk secara keseluruhan, perlu dilihat berapa persen jumlah anak-anak dari keseluruhan penduduk.

Pasar etnik. Pasar etnik juga merupakan salah satu potensi pasar yang perlu dipertimbangkan. Etnis tertentu biasanya mempunyai kecenderungan, preferensi, dan kebutuhan bersama yang unik dan tidak dimiliki oleh etnis lain.

Tingkat lulusan akademik. Tingkat lulusan akademik akan berpengaruh terhadap pola belanja dan gaya hidup seseorang. Cara memasarkan untuk kalangan berpendidikan tinggi akan berbeda dengan cara pemasaran untuk pendidikan yang lebih rendah.

Pola kehidupan rumah tangga. Rumah tangga di Indonesia sebagian masih menerakan pola keluarga besar dengan orang tua dan anak-anak masih berkumpul dalam satu keluarga hingga tua. Namun demikian, di kota-kota besar keluarga-keluarga muda sudah mulai mandiri dan memiliki rumah serta memisahkan diri dari orang tua mereka.

Lingkungan Ekonomi

Distribusi pendapatan. Tingkat pendapatan suatu daerah akan menentukan produk dan jasa dengan kualifikasi seperti apa yang cocok dengan daerah tersebut. Dan dengan karakter daerah di Indonesia yang sangat beragam, beragam pula potensi antara satu daerah dengan daerah yang lain.

Tingkat tabungan, hutang, dan pinjaman. Tingkat tabungan, hutang dan pinjaman akan menentukan seberapa besar potensi pengeluaran yang akan dilakukan oleh seseorang.


Lingkungan Alam

Menipisnya sumber daya alam. Sumber daya alam adalah sesuatu yang terus dieksploitasi yang lama kelamaan akan habis. Salah satu kunci utama adalah melihat bagaimana sumber daya alam masih bisa dimanfaatkan dan hingga berapa lama.

Meningkatnya biaya. Sekarang ini terdapat kecenderungan bahwa biaya-biaya semakin meningkat terutama untuk listrik dan energi. Peningkatan biaya-biaya ini akan berdampak pada peningkatan biaya produksi yang setiap tahun akan semakin signifikan.

Meningkatnya polusi. Meningkatnya polusi menimbulkan masalah dalam hal kesehatan dan juga kerusakan lingkungan. Di masa depan akan lebih banyak aturan yang mengatur untuk meminimalisir polusi yang tentu saja pada beberapa sektor akan menjadi tambahan biaya yang cukup besar.


Lingkungan Teknologi

Perkembangan teknologi yang sangat cepat. Sekarang ini perkembangan dalam hal teknologi semakin cepat dirasakan. Dengan datangnya internet, perubahan dinamika berlangsung dalam waktu yang semakin cepat dan skala yang semakin meluas. Globalisasi mengubah berbagai aturan main dalam berbisnis. Persaingan juga tidak lagi dalam skala lokal dan nasional, tetapi sudah mengarah pada persaingan global.

Inovasi teknologi yang terus berkembang. Perkembangan teknologi juga dibarengi dengan berbagai inovasi dalam banyak produk dan jasa. Contohnya adalah perkembangan mesin tik yang sekarang ini perlahan tapi pasti sudah mulai digantikan dengan komputer, dan berbagai contoh lain yang berada di sekitar kita.

Aturan-aturan dalam teknologi. Teknologi mempunyai keunikan sendiri dengan dinamika dan perkembangan yang sangat cepat. Melihat aturan pemerintah dalam pengaturan penggunaan teknologi mutlak diperlukan untuk mempermudah berbagai proses dalam masyarakat.

Lingkungan Politik

Aturan-aturan dalam sektor industri. Dalam menjalankan bisnis, aturan merupakan satu landasan mutlak. Karena itu, pemetaan peluang bisnis juga perlu melihat berbagai aturan yang mengatur industri tersebut sehingga tidak terjadi bentrokan ataupun masalah di kemudian hari.

Tumbuhnya organisasi-organisasi LSM dan buruh. Organisasi-organisasi LSM dan buruh di satu sisi memberikan pengaruh positif kepada pekerja untuk menyuarakan berbagai aspirasi mereka. Tetapi organisasi pekerja yang terlalu kuat akan menyulitkan perusahaan dalam beberapa proses pengambilan keputusan, karena harus melakukan banyak kompromi dengan mereka.

Lingkungan Budaya

Perbedaan budaya pada masing-masing negara. Perbedaan budaya menjadikan gaya hidup masing-masing negara dan daerah berbeda juga. Pemahaman budaya pada setiap daerah akan memudahkan pemasar menyesuaikan produk ataupun jasanya sesuai dengan kebutuhan daerah tersebut.

Kepercayaan, tradisi, dan agama. Pada kelompok orang dengan kepercayaan, tradisi, dan agama yang berbeda mempunyai pola konsumsi dan gaya hidup yang berbeda dengan yang berlainan kepercayaan. Dan pada hal-hal tertentu, agama mempunyai peran yang signifikan karena mengatur mana yang boleh dan mana yang tidak dalam hal mengkonsumsi produk ataupun jasa.

Lingkungan Makro Perusahaan

Merupakan kondisi yang akan membentuk jumlah permintaan dan mendorong pada peningkatan daya beli pelanggan sehingga akan membentuk peluang sekaligus menempatkan ancaman bagi perusahaan. Ada 6 kategori lingkungan yang akan membentuk kekuatan makro perusahaan kekuatan ini akan mempengaruhi rencana pemasaran yaitu:

Lingkungan Demografis
artinya lingkungan dimana berkumpul sejumlah penduduk tingkat kepadatan meliputi berbagai etnis, kemampuan daya beli, usia bagi pemasaran merupakan potensi peluang yang dinamakan pangsa pasar. Selanjutnya pangsa pasar ini bisa dibentuk melalui strategi pemasaran agar menjadi konsumen yang potensial, tentu lingkungan demografis akan semakin berkembang dimasa yang akan datang.

Lingkungan Ekonomi
yaitu terdiri dari faktor-faktor yang akan mempengaruhi dya beli maupun pola kehidupan konsumen (minat dan selera). Sejumlah negara memiliki penduduk yang karakteristiknya berbeda. Ada yang berpikir secara ekonomis artinya membelanjakan uangnya sesuai dengan nilai-nilai ekonomi, ada pula negara yang penduduknya berpola hidup boros tanpa mempertimbangkan nilai ekonomi yang membawwa manfaat kedepan dan adapula negara yang penduduknya berdaya beli rendah. Setiap negara akan mendorong nilai pertumbuhan ekonomi agar penduduknya mempunyai daya beli sehingga perputaran transaksi akan lebih cepat untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk secara menyeluruh.

Mengubah pola pengeluran konsumen
makanan, transportasi, perumahan adalah komponan yang paling dominan menyerap penghasilan konsumen. Tentu tingkat penapatan yang berbeda akan mengubah keinginan membelanjakan pendapatan untuk kebutuhan lainnya. Apabila konsumen memiliki pendapatan melebihi dari kebutuhan pembiayaan kebutuhan diatas maka kelebihan atas pendapatan akan sialurkan dalam bentuk investasi.

Lingkungan Alam
alam semesta merupakan anugrah sumber daya yang memanfaatkan bagi kesejahteraan negara. Indonesia dianugrai lingkungan alam yang sempurna dibandingkan negara-negara lain. Tetapi kandungan kekayaan alam yang dimiliki Indonesia tidak mampu meningkatkan kesejahteraan penduduknya karena eksplorasi kekayaan alam belum dapat dilaksankan sendiri melainkan dengan mengundang negara lain untuk investasi dalam teknologi maupun pemasaran sehingga mereka akan mempertimbangkan nilai tambah yang akan diperoleh sebelum dinyatakan batas nilai investasi berakhir, selama itulah pemilik ladang pertambangan, perkebunan, kelautan mereka belum mampu untuk menentukan hak yang diperoleh.

Lingkungan Teknologi
Teknologi merupakan konsep yang memanjakan konsumen dalam sektor apapun. Teknologi menyajikan kemudahan, kenyamanan dan efisiensi tetapi semakin kedepan teknologi tidak mendukung metabolisme yang dimiliki manusia sehingga dipastikan usia manusia semakin pendek dengan kemajuan teknologi. Apabila resiko teknologi mampu dikendalikan sebagai sahabat bagi manusia yang selalu konsisten menjaga dan memelihara metabolisme maka teknologi akan memperpanjang usia manusia. Contoh: x-ray awalnya adalah teknologi sinar ultra yang mampu menembus bagian-bagian tertentu pada manusia sehingga memberikan sahabat dalam mendapatkan informasi tentang keadaan manusia. Tetapi kandungan radio aktif hampir menyerupai nuklir. Apabila tidak digunakan semestinya justru akan menimbulkan resiko bagi manusia. Begitupun dalam sistem pemasaran dewasa ini teknologi merupakan bagian yang menyatu dalam informasi data tentang pertumbuhan dan pangsa pasar. Begitupun teknologi mampu memberikan infromasi akurat lainnya. Contoh: data penjualan, data piutang, dsb.

Lingkungan Politik
marketing mempunyai kebutuhan terhadap lingkungan politik terutama dalam membentuk opini terhadap konsumen agar mereka terpengaruh untuk berminat membeli produk tertentu. Pembentukan opini tidak cukup dengan promosi melainkan motivasi sebagai strategi politik untuk mengarahkan konsumen pada kebutuhan tertentu.

Lingkungan Geografis
yang dimaksud adalah letak geografis dimana perusahaan didirikan dengan jarak konsumen harus menjadi pertimbangan utama karena prinsip bahwa produk tidak boleh jauh dari konsumen. Persoalannya tidak mungkin perusahaan akan berdiri dibeberapa wilayah, melaikan mereka akan membentuk perwakilan perusahaan yang berfungsi sebagai organisatoris bagi kalangan distributor yang tersebar diseluruh pelosok hunian konsumen.

Jumat, 08 April 2011

Penggolongan Biaya & Perbedaan Full Costing dan Variabel Costing

Penggolongan Biaya
Menurut Mulyadi (2005:13), Biaya digolongkan sebagai berikut;
1. Menurut Objek Pengeluaran.
Penggolongan ini merupakan penggolongan yang paling sederhana, yaitu berdasarkan penjelasan singkat mengenai suatu objek pengeluaran, misalnya pengeluaran yang berhubungan dengan telepon disebut “biaya telepon”.
2. Menurut Fungsi Pokok dalam Perusahaan,
Biaya dapat digolongkan menjadi 3 kelompok, yaitu:
a. Biaya Produksi, yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai. Biaya produksi dapat digolongkan ke dalam biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik.
b. Biaya Pemasaran, adalah biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk, contohnya biaya iklan, biaya promosi, biaya sampel, dll.
c. Biaya Administrasi dan Umum, yaitu biaya-biaya untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan produksi dan pemasaran produk, contohnya gaji bagian akuntansi, gaji personalia, dll.
3. Menurut Hubungan Biaya dengan Sesuatu Yang Dibiayai.
Ada 2 golongan, yaitu:
a. Biaya Langsung (direct cost), merupakan biaya yang terjadi dimana penyebab satu-satunya adalah karena ada sesuatu yang harus dibiayai. Dalam kaitannya dengan produk, biaya langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
b. Biaya Tidak Langsung (indirect cost), biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai, dalam hubungannya dengan produk, biaya tidak langsung dikenal dengan biaya overhead pabrik.
4. Menurut Perilaku dalam Kaitannya dengan Perubahan Volume Kegiatan, Biaya dibagi menjadi 4, yaitu :
a. Biaya Tetap (fixed cost), biaya yang jumlahnya tetap konstan tidak dipengaruhi perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai tingkat kegiatan tertentu, contohnya; gaji direktur produksi.
b. Biaya Variabel (variable cost), biaya yang jumlah totalnya berubah secara sebanding dengan perubahan volume kegiatan atau aktivitas, contoh; biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung.
c. Biaya Semi Variabel, biaya yang jumlah totalnya berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semi variabel mengandung unsur biaya tetap dan biaya variabel, contoh; biaya listrik yang digunakan.
d. Biaya Semi Fixed, biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu.
5. Menurut Jangka Waktu Manfaatnya,
Biaya dibagi 2 bagian, yaitu;
a. Pengeluaran Modal (Capital Expenditure), yaitu pengeluaran yang akan memberikan manfaat/benefit pada periode akuntansi atau pengeluaran yang akan dapat memberikan manfaat pada periode akuntansi yang akan datang.
b. Pengeluaran Pendapatan (Revenue Expenditure), pengeluaran yang akan memberikan manfaat hanya pada periode akuntansi dimana pengeluaran itu terjadi.

Refrensi:

Perbedaan Full Costing dan Variabel Costing
Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi, terdapat dua pendekatan yaitu full costing dan variabel costing.

1. Full Costing
Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik baik yang berperilaku variabel maupun tetap.
Dikenal juga dengan Absortion atau Conventional Costing.

Pendekatan full costing yang biasa dikenal sebagai pendekatan tradisional menghasilkan laporan laba rugi dimana biaya-biaya di organisir dan sajikan berdasarkan fungsi-fungsi produksi, administrasi dan penjualan. Laporan laba rugi yang dihasilkan dari pendekatan ini banyak digunakan untuk memenuhi pihak luar perusahaan, oleh karena itu sistematikanya harus disesuaikan dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum untuk menjamin informasi yang tersaji dalam laporan tersebut.

2. Variabel Costing
Variabel costing merupakkan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel.

Dalam pendekatan ini biaya-biaya yang diperhitungkan sebagai harga pokok adalah biaya produksi variabel yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel. Biaya-biaya produksi tetap dikelompokkan sebagai biaya periodik bersama-sama dengan biaya tetap non produksi.
Dikenal juga dengan istilah : direct costing


Perbedaan Full Costing dan Variabel Costing

Pada dasarnya, perbedaan kedua metode tersebut terletak pada waktu (timing) perlakuan fixed overhead cost. Variable Costing, beranggapan bahwa fixed overhead cost harus segera dibebankan pada periode terja-dinya. Namun tidak demikan dengan absorption costing, fixed overhead cost harus dibebankan dan dikurangkan dari pendapatan untuk setiap unit yang terjual. Setiap unit produk yang tidak terjual (terdapat fixed overhead cost yang melekat pada unit produk) akan dilekatkan di persediaan dan akan dibawa ke periode berikutnya sebagai aset. Perubahan persediaan merupakan point kunci untuk memahami perbedaan kedua metode ini.

Dengan menggunakan Metode Full Costing,

1.    Biaya Overhead pabrik baik yang variabel maupun tetap, dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka pada kapasitas normal atau atas dasar biaya overhead yang sesungguhnya.

2.    Selisih BOP akan timbul apabila BOP yang dibebankan berbeda dengan BOP yang sesungguhnya terjadi.

Dengan menggunakan Metode Variable Costing,

1.    Biaya Overhead pabrik tetap diperlakukan sebagai period costs dan bukan sebagai unsur harga pokok produk, sehingga biaya overhead pabrik tetap dibebankan sebagai biaya dalam periode terjadinya.

2.    Dalam kaitannya dengan produk yang belum laku dijual, BOP tetap tidak melekat pada persediaan tersebut tetapi langsung dianggap sebagai biaya dalam periode terjadinya.

3.    Penundaan pembebanan suatu biaya hanya bermanfaat jika dengan penundaan tersebut diharapkan dapat dihindari terjadinya biaya yang sama periode yang akan datang.
Pengumpulan Biaya Dalam Metode Variable Costing
Jika perusahaan menggunakan variable costing di dalam akuntansi biaya produksinya, biaya produksi dan biaya nonproduksi perlu dipisahkan menurut perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan. Dalam rekening buku besar perlu pula disediakan rekening-rekening kontrol untuk menampung dan memisahkan biaya tetap dan biaya variable.

referensi:
http://www.mahfudz.info/2010/11/makalah-variabel-costing.html

AKUNTANSI MANAGEMEN


Pengertian Akuntansi Biaya

Akuntansi biaya merupakan suatu bidang akuntansi yang diperuntukkan bagi proses pelacakan dan analisa terhadap biaya-biaya yang berhubungan dengan aktivitas suatu organisasi untuk menghasilkan barang dan jasa. Biaya didefinisikan sebagai waktu dan sumber daya yang dibutuhkan dan menurut konvensi diukur dengan satuan uang. Pengguna kata beban adalah pada saat biaya sudah habis terpakai.
Definisi akuntansi biaya yang diutarakan oleh Kartadinata adalah “patner manajemen yang utama dalam kegiatan perencanaan dan pengawasan dengan memberikan kepada manajemen alat-alat yang diperlukan untuk merencanakan, mengawasi dan melakukan penilaian atas kegiatan-kegiatan perusahaan”. Menurut Usry dan Carter yang dialih bahasakan oleh Krista, akuntansi biaya adalah “perhitungan biaya yang diperlukan untuk aktivitas-aktivitas perencanaan dan pengendalian, memperbaiki kualitas dan efisiensi, serta membuat keputusan-keputusan yang bersifat rutin maupun strategis”. Menurut Schaum pengertian dari Akuntansi biaya adalah “suatu prosedur untuk mencatat dan melaporkan hasil pengukuran dari biaya pembuatan barang atau jasa”.
Menurut Carter dan Usry Akuntansi biaya adalah penghitungan biaya dengan tujuan untuk aktivitas perencanaan dan pengendalian, perbaikkan kualitas dan efisiensi, serta pembuatan keputusan yang bersifat rutin maupun strategis.
Fungsi utama akuntansi biaya adalah melakukan akumulasi biaya untuk penilaian persediaan dan penentuan pendapatan. Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat dikatakan bahwa akuntansi biaya merupakan suatu proses kegiatan di bidang akuntansi dalam menetapkan biaya suatu produk atau jasa dengan tujuan untuk mendapatkan laba yang maksimal dan manfaat, sedangkan biaya menyediakan salah satu informasi yang diperlukan oleh manajemen dalam mengelola perusahaannya, yaitu untuk perencanaan dan pengendalian laba, penentuan harga pokok produk dan jasa, serta bagi pengambilan keputusan oleh manajemen.

Biaya Produksi

pengertian biaya produksi
produksi berlangsung dengan jalan mengolah masukan (input) menjadi keluaran (out put). masukan merupakan pengorbanan biaya yang tidak dapat dihindarkan untuk melakukan kegiatan produksi.
setiap pengusaha harus dapat menghitung biaya produksi agar dapat menetapkan harga pokok barang yang dihasilkan. untuk menghitung biaya produksi terlebih dahulu harus dipahami pengertiannya.
biaya produksi adalah sejumlah pengorbanan ekonomis yang harus dikorbankan untuk memproduksi suatu barang. menetapkan biaya produksi berdasarkan pengertian tersebut memerlukan kecermatan karena ada yang mudah diidentifikasikan, tetapi ada juga yang sulit diidentifikasikan dan hitungannya.
biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur sebagai berikut:
1.     bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi
2.      bahan-bahan pembantu atau penolong
3.     upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur.
4.     penyusutan peralatan produksi
5.     uang modal, sewa
6.     biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan, biaya listrik, biaya keamanan dan asuransi
7.     biaya pemasaran seperti biaya iklan
8.     pajak
LABA RUGI PERUSAHAAN MANUFAKTUR
Penjualan                                                    Rp.XXX
Harga Pokok Penjualan                              Rp.XXX -
Laba kotor perusahaan                                                                     Rp.XXX

Biaya penjualan                                                    Rp.XXX
Biaya adm. Dan umum                               Rp.XXX +
Total biaya operasional                                                                    Rp.XXX -
Laba bersih sebelum pajak                                                       Rp.XXX
Biaya biaya diluar usaha                                                         Rp.XXX-
Laba sebelum pajak                                                                          Rp.XXX
Pajak penghasilan                                                                   Rp.XXX-
Laba bersih usaha                                                                             Rp.XXX


Laporan rugi/laba Perusahaan Dagang

Pendapatan:


  Penjualan

RP.XXX
Harga pokok penjualan:


  Persediaan awal
Rp.XXX

  Pembelian
Rp.XXX

  Tersedia untuk dijual
Rp.XXX

  Persediaan akhir
Rp.XXX

  Harga pokok penjualan

Rp.XXX
Laba kotor

Rp.XXX
Biaya operasional:


  Biaya komisi
Rp.XXX

  Biaya transportasi
Rp.XXX

  Biaya listrik, telpon, air
Rp.XXX

  Biaya gaji pegawai
Rp.XXX

  Biaya penyusutan bangunan
Rp.XXX

  Biaya penyusutan inventaris
Rp.XXX

Total 

Rp.XXX
Laba operasi

Rp.XXX
Biaya bunga 

Rp.XXX
Laba sebelum pajak

Rp.XXX
Biaya pajak

Rp.XXX
Laba/(rugi) bersih

Rp.XXX


DAFTAR PUSTAKA: